Umat didorong untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam forum pertemuan dan dalam pergaulan sehari-hari. Aksi-aksi kemanusiaan seperti donor darah, menjadi calon donor mata, kebersihan lingkungan, reboisasi dan penghijauan, penanggulangan banjir, dan menolong korban berbagai bencana lainnya, juga dilakukan oleh umat Nichiren Shoshu di Indonesia. Sebagai wujud dari cinta tanah air itu pula umat terus didorong untuk bekerja sama dengan berbagai unsur masyarakat untuk membangun daerah sekitarnya. Umat juga giat melakukan berbagai kegiatan seni budaya Indonesia dari angklung, marching band, tari daerah, teater, musik, hingga tari kontemporer.
Bapak Senosoenoto senantiasa mengajak umatnya, terutama generasi muda, untuk berperan aktif dalam membangun kehidupan sosial di sekitarnya. Hal ini antara lain dimanifestasikan dalam bentuk gerakan donor darah, donor mata, membantu korban bencana alam, mengembangkan kesenian hingga pertanian, dan usaha kecil. Dalam menyelenggarakan kegiatan semacam ini, MNSBDI selalu bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain, mulai dari pemerintah, LSM, ormas, maupun perseorangan. Hal ini memang dimaksudkan agar umat MNSBDI tak menganut sikap eksklusif dan betul-betul menjadi bagian dari bangsa Indonesia sepenuhnya.
Hingga sekarang, gerakan cinta tanah air umat Majelis Nichiren Shoshu Buddha Nichiren Shoshu Indonesia secara konsisten dijaga dan dikembangkan penerapannya sesuai perkembangan zaman oleh Ketua Umum Pandita Utama Herwindra Aiko Senosoenoto.
Saat ini, di bawah kepemimpinan Pandita Utama Aiko Senosoenoto, umat MNSBDI telah tersebar di 19 provinsi di Indonesia. Pola pembinaan sejak awal kelahiran MNSBDI terus berlanjut hingga sekarang. Selain acara keagamaan, MNSBDI senantiasa menyelenggarakan acara pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM sekaligus mempererat umat BDI dengan umat beragama lainnya di Indonesia.
Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia telah menaungi tempat ibadah sebanyak 105 vihara/cetya yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Selain itu, ada dua buah kuil utama yaitu Kuil Kokaisan Myogan-Ji (artinya Kuil Keinginan Gaib) yang terletak di Desa Megamendung, Kec. Megamendung, Bogor, Jawa Barat dan Kuil Syorenzan Hosei-Ji (artinya Kuil Hukum Suci) di Jl. Padang No. 25 – 27, Kel. Pasar Manggis, Kec. Setiabudi, Jakarta Selatan. Kedua kuil ini telah diberkahi oleh Biksu Tertinggi ke-67 Nichiren Shoshu, Nikken Shonin Geika, pada tanggal 27 September 2005 dan diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia pada tanggal 2 September 2006.