Berani Menghargai dan Bekerja sama agar Satu Hati untuk Penyebaran Hukum
Sebanyak 314 peserta yang berasal dari Jatim 2, serta kota-kota lainnya seperti, Surabaya, Kediri, Nganjuk, Batu, berkumpul untuk mengikuti Oesikiini. Hadir sebagai pemimpin upacara adalah Yang Arya Ryosho Tozawa, didampingi Pandita Utama Wiempy Lamsundy dan Pandita Utama Melinda Tandadjaja.
Tarian Gambyong yang ditarikan oleh generasi muda Jatim 2 menjadi sambutan yang hangat untuk Yang Arya Tozawa. Malam harinya diadakan Upacara Otaiya.Bapak Didik Widodo dari Madiun dan Ibu Suyati dari Wonomulyo mewakili umat Jatim 2 untuk membacakan tekad “Berani Menghargai dan Bekerja sama agar Satu Hati untuk Penyebaran Hukum”.Setelah Upacara Otaiya,acara dilanjutkan dengan pertemuan tanya jawab dengan Y. A. Ryosho Tozawa sebagai narasumber. Sekitar tujuh peserta menanyakan persoalannya pada Yang Arya. Ada yang menanyakan tentang karma, syakubuku, ritual dan lain-lain. Yang Arya Tozawa juga memberikan semangat agar terus menjalankan syakubukudemi tercapainya kosenrufu.
Keesokan harinya, acara dimulai dengan gongyopagi serta sotoba, gojukai,dan terima Gohonzon. Sebanyak 15 orang menerima gojukaidan 4 orang menerima Gohonzon. Rangkaian upacara berlanjut dengan Upacara Oesikidan setelahnya, Upacara Sichigosan yang diikuti anak-anak berusia 3-7 tahun. Setelah Upacara Oesikiselesai, peserta dipersilahkan untuk menonton kesenian. Acara kesenian ini diisi oleh tarian ibu–ibu muda dari Wonomulyo, Poncol, bintang Wonomulyo, dan bintang Madiun, serta penampilan band akustik dari GM Madiun.
Rangkaian acara OesikiMadiun ini ditutup dengan pembagian bunga Oesikidan kue mochi kepada seluruh peserta dan juga dilaksanakan salam perpisahan dengan menyanyikan lagu Sayonara kepada Yang Arya Ryosho Tozawa yang dilakukan oleh seluruh umat yang hadir. Dengan berakhirnya acara Oesikiini, semoga seluruh umat Jatim 2 bisa menjalankan tekad untuk bisa menghargai orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri untuk kemajuan Susunan di Jatim 2.(Yofian)