Hidup Tanpa Ngasal
Hari Rabu, 22 Agustus 2018, menjadi hari yang bersejarah untuk umat Sumatera Utara, Medan khususnya. Sebanyak 517 umat yang berasal dari Medan, Binjai, Siantar, dan Aslab berkumpul di Restoran Hee Lai Ton untuk mengikuti acara Pra WNR (Wahana Negara Raharja) 2018. Mereka bersama-sama menyatukan semangat menyambut WNR 2018 yang akan diadakan pada Oktober 2018 di Medan.
Setelah gongyopagi dan menikmati sarapan, umat kemudian mengikuti acara openingyang dimeriahkan oleh Bintang dan Generasi Muda hingga arak–arakan masuknya ketua sentra Sumut 1, Sumut 2, Sumut 3, dan Sumut 4 yang memakai kostum alafilm The Greatest Showman. Acara Pra-WNR Sumut 2018 secara resmi dibuka oleh Pandita Suarni Sentoso.
Setelah opening, acara kemudian dilanjutkan dengan pertemuan Fenomena dengan tema “Hidup Tanpa Ngasal”. Salah satu pembicaranya adalah seorang Pro-M yang baru menikah dan kewalahan menyesuaikan diri dengan suaminya yang sangat disiplin. Menanggapi hal itu, Pandita Utama Rusdy Rukmarata mengatakan bahwa salah satu persoalan orang Medan adalah nggakpernah bisa nyelesaiinmasalah.
“Karena nggaksuka dengan keadaan Medan, makanya memilih menikah dengan orang luar negeri. Ternyata, sudah sampai di sana juga tidak suka dengan kehidupan di negara itu. Makanya, kita harus cinta tanah air. Dalam petuah emas Buddha dikatakan bahwa ‘Tugas wanita adalah mengikuti laki-laki, sehingga bisa membuat laki-lakinya mengikuti dia’. Maksudnya, jika dalam hal disiplin ini berarti harus ikuti dulu disiplin suaminya agar bisa lebih nyaman. Harus dilihat dulu hal positifnya. Jangan hanya melihat hal negatifnya. Belajar juga untuk ngertisuami agar bisa tahu problemnya di mana dan bisa lebih enjoy life,” kata Mas Rusdy.
Setelah menikmati makan siang, peserta mengikuti pertemuan tanya-jawab dengan Pandita Utama Aiko Senosoenoto dan Pandita Utama Rusdy Rukmarata. Di pertemuan ini, Natasha, salah satu peserta, bertanya tentang masalahnya yang belum punya ketertarikan terhadap cowok. “Kamu minder, kali? Sebenarnya kamu bukan nggaktertarik, tapi kamu merasa nggakmungkin orang yang kamu sukai ini tertarik sama kamu. Sebelum kawin nggakapa-apa, kejar aja. Justru sebelum kawin itu waktu kita untuk mengenal lebih dalam, sehingga pas kawin sudah dengan pilihan yang tepat. Makanya, pacaran jangan kebablasan, misalnya sampai hamil, supaya bisa ganti-ganti pacar,” kata Mbak Aiko.
Sebelum mengakhiri acara, Mas Rusdy memberi sedikit masukan agar umat Sumut bisa lebih mantap menjadi tuan rumah WNR 2018. Menurutnya, orang Medan banyak percaya sesuatu dari yang benar sampai yang nggakbenar. Makanya sering tertipu. Hal yang paling susah dipercaya orang Medan adalah kekuatan cinta. Maju atau tidaknya Sumut itu tergantung umatnya bisa percaya kekuatan cinta atau tidak. Harus percaya bahwa cinta itu punya kekuatan lebih.
“Kalau semua orang Medan bisa seperti itu, maka Kuil di Medan nggakbakal susah. Orang Medan punya bakat dan kemampuan yang mantap, tinggal hatinya muncul, agar bisa tepat. Jika bisa bangkit dengan kekuatan cinta, umat Medan akan bisa menyebar hingga ke seluruh Indonesia,” kata Mas Rusdy. Sampai jumpa di WNR 2018! (Bob Riandy)