Aku Tidak Akan Terikat pada Kesulitan Diri Sendiri dan Menjadi Teman Seperjuangan untuk Mewujudkan Kosenrufu
Pada tanggal 13 – 14 Oktober 2018, bertempat di Vihara Vimalakirti Makassar, sebanyak 165 umat dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan datang untuk merayakan Oesiki. Tahun ini, tema Oesiki Sulawesi adalah “Aku Tidak akan Terikat pada Kesulitan Diri Sendiri dan Menjadi Teman Seperjuangan untuk Mewujudkan Kosenrufu”.
Kedatangan Yang Arya Hoseki Tsuchida disambut dengan tarian daerah suku Toraja. Pada malam harinya, Y. A. Hoseki Tsuchida memimpin gongyodan gojukaisebanyak 8 orang dilanjutkan dengan upacara Otaiya. Setelah pelaksanaan upacara Otaiya, umat berbondong-bondong ke halluntuk menyaksikan malam kesenian yang diisi oleh bagian pria, wanita, generasi muda, dan bintang dari daerah Parepare dan Makassar. Keesokan harinya, Y. A. Hoseki Tsuchida memimpin gongyopagi sekaligus mendoakan para korban yang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya. Setelah itu, dilanjutkan dengan Upacara Oesiki, serta Upacara Sichighosanyang diikuti sebanyak 11 anak.
Di siang harinya, diadakan pertemuan tanya jawab. Berkaitan dengan tema Oesikiyang membahas tentang banyaknya kesulitan yang dialami umat meskipun telah lama sinjindan menjalankan hati kepercayaan, Y. A. Hoseki Tsuchida memberikan bimbingan bahwa setiap manusia pasti akan merasakan baik dan jelek. Kesulitan adalah gambaran hidup. Kesulitan mengantar kita menuju kebahagiaan. Ajaran Buddha justru mengatakan kuncinya adalah menyebut daimoku,serta kita mengajak orang lain untuk percaya Gohonzon, inilah tujuan kita menyebut daimokuagar kehidupan kita bisa bahagia dan terwujudnya kosenrufu.(Eva)