Kamu Happy, Aku pun Happy
Padatnya kegiatan BDI pada bulan September, tidak menyurutkan langkah tiga cetya PSP (Pekojan, Sunter, dan Pluit) untuk menyelenggarakan kensyu di Villa Bukit Pancawati, Bogor. Acara dibuka dengan malam kesenian yang melibatkan bagian ibu, bapak, dan generasi muda dari ketiga cetya. Kejutan dihadirkan oleh bagian bapak yang tergabung dalam cogan (cowok ganteng) yang menyanyikan lagu hits “Lagi Syantik” sambil bergaya menghibur sekitar 150-an peserta yang hadir. Puncak malam kesenian ditutup dengan tarian ala Asian Games “Meraih Bintang” yang disambut antusias oleh penonton yang ikut menari.
Setelah malam kesenian, Pandita Utama Aiko Senosoenoto berkenan hadir pada acara fenomena yang bertema “Serumah tapi tidak Sehati”. Menanggapi permasalahan beberapa pembicara, Pandita Aiko menekankan pentingnya untuk mengutarakan keinginan baik kepada pasangan ataupun di dalam satu keluarga. Dialog ini penting agar tercapai kesepakatan mengenai peran dan komitmen masing-masing anggota keluarga. Pandita Aiko juga menegaskan pentingnya setiap anggota keluarga untuk aktif di Susunan sehingga kalau pun masing-masing sibuk dengan pekerjaan dan tugasnya, tetapi tetap ada kesamaan pemikiran dan tujuannya, yaitu Susunan dan kosenrufu.
Rangkaian acara kensyu mini ditutup dengan kelas Buddhologi oleh Yang Arya Hoseki Tsuchida. Mengetahui latar belakang banyaknya umat ketiga cetya ini yang melaksanakan hati kepercayaan sejak lama, Yang Arya berpesan agar jangan hanya fokus pada gongyo daimoku (syin) saja, tanpa melaksanakan (gyo) dan belajar (gaku). Percaya tanpa belajar dan melaksanakan akan menurunkan kualitas sinjin karena biasanya tercampur dengan pemikiran sendiri. Agar kualitas sinjin tetap meningkat, Yang Arya Hoseki Tsuchida menyarankan untuk berusaha maitri karuna memikirkan kebahagiaan orang lain. (Aysan)